Artikel

Kisah kerja keras Christine Hakim ketika berperan sebagai Tjoet Nya' Dhien, dan bagaimana ia mendalami peran-peran lainnya.
Kemelut dalam perfilman Indonesia seolah merupakan dosa asal, selalu hadir dalam setiap bidang kegiatannya. Kesannya: film Indonesia ini hampir sama dengan sepakbola Indonesia, lebih banyak dibicarakan daripada ditangani dan ditindaki secara benar, baik oleh yang berkewajiban melakukan pengaturan dan pembinaan maupun oleh para pelaku dunia film sendiri.
Perjalanan beberapa pemeran film Indonesia yang berhasil mencapai posisi terbaik karena pemilihan peran yang tepat.
Pada awalnya saya termasuk orang yang tidak percaya pada film sebagai media kesenian. Dibandingkan dengan sastra,teater, atau musik, rasanya film hanyalah pabrik hiburan tempat orang melupakan hidup kesehariannya, bukan tempat orang berkaca dan mendapatkan ilham untuk mengarungi kehidupan. Pendapat ini agak sok dan naif. Belakangan saya tahu bahwa film memiliki fungsi dan tujuan yang sangat beragam.
Film pertama Teguh Karya, Wajah Seorang Laki-Laki, dibuat tahun 1971. Jadi usianya sekarang sudah 27 tahun. Sebuah rentang yang cukup panjang. Dan selama 18 tahun berikutnya ia sudah membuat 13 film. Kalau hanya dilihat dari jumlah karya film, mungkin bisa dikatakan tidak terlampau banyak, meski juga tidak bisa dikatakan terlampau sedikit, karena dengan jumlah itu, berarti setiap tahun Teguh membuat tiga-perempat film.