Artikel
Tulisan mengenai Leo Fioole, penata kamera ternama, setelah ia meninggal di tahun 1981.
Berkembangnya televisi swasta sejak tahun 1990-an bersamaan dengan surutnya produksi film Indonesia. Meski demikian, tidak ada keluhan yang berarti dari orang-orang film, karena mereka bisa mendapat lahan yang memberi penghasilan lebih besar dengan kualitas pekerjaan yang relatif lebih cepat dan lebih mudah.
Kisah kerja keras Christine Hakim ketika berperan sebagai Tjoet Nya' Dhien, dan bagaimana ia mendalami peran-peran lainnya.
Kemelut dalam perfilman Indonesia seolah merupakan dosa asal, selalu hadir dalam setiap bidang kegiatannya. Kesannya: film Indonesia ini hampir sama dengan sepakbola Indonesia, lebih banyak dibicarakan daripada ditangani dan ditindaki secara benar, baik oleh yang berkewajiban melakukan pengaturan dan pembinaan maupun oleh para pelaku dunia film sendiri.
Perjalanan beberapa pemeran film Indonesia yang berhasil mencapai posisi terbaik karena pemilihan peran yang tepat.
Pada awalnya saya termasuk orang yang tidak percaya pada film sebagai media kesenian. Dibandingkan dengan sastra,teater, atau musik, rasanya film hanyalah pabrik hiburan tempat orang melupakan hidup kesehariannya, bukan tempat orang berkaca dan mendapatkan ilham untuk mengarungi kehidupan. Pendapat ini agak sok dan naif. Belakangan saya tahu bahwa film memiliki fungsi dan tujuan yang sangat beragam.
Sosok Nya Abbas Akup dan pendapatnya mengenai kualitas film Indonesia pada masa itu (1970-an).
Sikap Marini dalam berkarir, baik sebagai pemeran film maupun penyanyi, dan waktu yang selalu ia sediakan untuk keluarga.
Kumpulkan pendapat-pendapat mengenai film, maka hasilnya akan berkisar di antara dua kutub. Kutub kesenian di satu sisi dan kutub dagang di sisi lain.
Perjalanan karir Sukarno M Noor dan situasi yang dihadapinya ketika ia menjabat sebagai Ketua Parfi.