Artikel/Kajian Pemandangan Umum Industri Film Indonesia 2020

Kajian Redaksi FI 22-03-2021

Prakata

Laporan secara lengkap (file format pdf sebesar 334kb), silakan [unduh]

Tahun 2019 berjalan dengan pertumbuhan yang positif walaupun tidak ada lonjakan drastis dari sisi jumlah produksi film bioskop, perkembangan jumlah layar dan penonton, kalau dibandingkan dengan tahun 2018. Awal tahun 2020 pun dibuka dengan angka yang memberi rasa optimis, lebih dari 12,5 juta penonton membeli tiket bioskop pada kuartal pertama dari Januari sampai Maret. Walau turun 5 juta penonton dibandingkan kuartal pertama 2019, di mana bioskop beroleh 17,5 juta pembeli tiket, tapi jumlah film beredar pada awal 2020 lebih sedikit. Di kuartal pertama tahun 2020 ada 28 judul film Indonesia yang tayang di bioskop, sementara pada kurun yang sama tahun 2019 ada 36 judul. Jika dibagi rata-rata jumlah penonton tiap film, pada tahun 2019 angka rata-rata adalah 485.320 penonton. Sementara pada 2020, angka rata-rata ini adalah 446.982. Karena itu dapat dikatakan bahwa perolehan penonton tiap judul beredar pada awal 2020 hampir setara dengan tahun sebelumnya, walaupun harus dicatat bahwa ada penurunan jumlah penonton rata-rata per film sebanyak hampir 40 ribu.

Pada kuartal pertama 2020 ada harapan bahwa jumlah penonton akumulatif dari tahun 2019 sebanyak 51,9 juta paling tidak akan bisa disamai. Kalau dibuat perkiraan pendapatan kotor, tiap tiket bisa menghasilkan 40 ribu rupiah. Jadi pada tahun 2019 film Indonesia mengumpulkan pendapatan kotor sebesar 2,08 triliun.

Kalau pada 2015 Kementerian Keuangan RI menyatakan bahwa sumbangan industri film terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional hanya sebesar 0,16 persen, maka pada 2018 jumlahnya naik cukup tinggi menjadi 6,09 persen seperti dikutip artikel Detik Travel (27 Agustus 2020)1. Peningkatan jumlah penonton dari 2018 menuju tahun 2019 memang tidak terlalu tinggi, selisihnya sebesar 700 ribu penonton, akan tetapi bisa dibilang bahwa pertumbuhan masih terus terjadi.

Ketika pada awal Januari 2020, tak lama setelah merayakan pergantian tahun, muncul berita soal wabah virus Corona di Wuhan, RRC, para pelaku industri film Indonesia belum menunjukkan kecemasan akan masa depannya. Dampak pandemi Covid-19 tidak seragam, ada pihak yang dirugikan dan ada juga yang diuntungkan. Ketua Asosiasi Produser Aprofi Edwin Nazir menaksir kehilangan potensi pendapatan industri film tahun 2020 mencapai 1,6 triliun rupiah hanya dari hilangnya potensi pendapatan tiket bioskop, belum memperhitungkan kerugian dari sisi pembengkakan biaya atau bahkan kerugian karena kegagalan produksi film. Di sisi lain ada pertumbuhan di sektor eksibisi film daring, yang lazim disebut Over The Top (OTT), baik yang didorong oleh perusahaan multinasional maupun yang tumbuh di lingkup domestik.

Sampai pertengahan Maret 2020, saat Presiden Joko Widodo menetapkan perlunya gugus tugas khusus untuk mempercepat penanganan pandemi sebagai bagian dari tragedi global, film Indonesia seperti Mariposa, produksi bersama Starvision dan Falcon Pictures, masih mengumpulkan lebih dari 740 ribu penonton dalam waktu kurang dari dua minggu tayang. Film Milea: Suara dari Dilan mengumpulkan 3,1 juta penonton dalam waktu empat minggu.

Baru kali ini industri perfilman Indonesia dilumpuhkan oleh sesuatu yang bukan tindakan manusia. Sepanjang sejarahnya sejak awal abad ke-20, industri film Indonesia memang tidak stabil perkembangannya dan selalu naik-turun, akan tetapi penyebabnya berasal dari perang, konflik politik atau kebijakan yang lebih membela monopoli peredaran film impor - dengan kata lain, bencana tindakan manusia. Kali ini, industri film di seluruh dunia mengalami kelumpuhan yang sama dan Indonesia tak terkecuali. Kalau divisualkan, keadaan tahun 2020 seperti seorang pendaki gunung yang berada di puncak, lalu tiba-tiba saja terjatuh terjun bebas. Di Indonesia perubahan drastis yang melumpuhkan ini, ironisnya, terjadi tak sampai dua minggu menjelang peringatan Hari Film Nasional pada 30 Maret.

1. Dadan Kuswaraharja, 'Wishnutama: Pembukaan Bioskop Geliatkan Dunia Perfilman', detik.com, 27 Agustus 2020, 15:49.