Rano Karno

Lahir: 08-10-1960

Biografi singkat

Lahir di Jakarta. Pendidikan: SMA (1979) dan Acting Course Hollywood Los Angeles. Bagi Rano "Si Doel" Karno, yang namanya Dewi Fortuna nyaris selalu menyertai dirinya. Ketika baru duduk di SD kelas V terpilih oleh sutradara besar Sjumandjaya untuk film Si Doel Anak Betawi (1973). Selain itu ia juga dapat tempaan "alamiah" dari ayahnya Sukarno M. Noor (1931-1986), yang meraih Citra 1979 lewat Kemelut Hidup. Sebelum Si Doel Anak Betawi, juga dapat peran kecil dalam Lewat Tengah Malam (1971) dan Malin Kundang (1972). Masa "emas"nya sebagai aktor cilik ialah antara tahun 1973 sampai 1975, dimana ia telah menyelesaikan sekitar 10 buah film. Sebagai aktor cilik penghargaan yang diterimanya ialah Aktor Harapan I pemilihan Best Actor/Actress PWI Jaya 1974, Pemain Cilik Terbaik pada FFI 1974 di Surabaya serta Best Child Actor FFA 1974 di Taiwan. Kesemuanya itu diraihnya lewat permainannya yang cemerlang dalam Rio Anakku (1973). Setelah beranjak dewasa (SMA) ia mendapat tempaan lagi lewat sutradara Arifin C. Noer (1941-1995) dalam Suci Sang Primadona (1977). Bersama Arifin pulalah ia meraih Citra dalam Taksi pada FFI 1991 setelah 4 kali diunggulkan. Ia pernah diunggulkan dalam Yang (1984), Ranjau-Ranjau Cinta (1985), Arini I (1987), Arini II (1989) dan Kuberikan Segalanya (1992). "Si Doel" ini juga punya bakat tarik suara, dimana ia dibimbing jagoan musik Idris Sardi ("Sang Maestro") dan A. Ryanto (1943-1994). Masing-masing lewat lagu tema film Di Mana Kau Ibu (1972) dan album Kau Yang Sangat Kusayang (1981). Untuk urusan nyanyi ia telah menghasilkan 4 album, dimana yang terakhir jadi semacam "promosi" untuk Si Doel Anak Sekolahan III (1996-1997). Benyamin S (alm) ialah orang terakhir yang mendampinginya dalam Si Doel Anak Sekolah I dan II (1995). Antara SDAS II dan SDAS III (1996-1997), ia membikin ErTe ErWe (Rumah Tangga Ruwet) dan S.A.R. (Sarana Angkutan Rakyat). Lewat perusahaannya Karno's Film, akhirnya ia dapat meneruskan keberuntungan lewat SDAS, sebab film bioskop Macan Kampus (1986) dan Anak-Anak Malam (1986) kurang laku di pasaran. Menerima Hadiah "Surjosoemanto" dari BP2N (Dewan Film Nasional) pada 1997. Hadiah serupa diterima alm. Sukarno M. Noor pada 1985.